Tarif Telekomunikasi Murah belum tentu Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat
Oleh: MHK
(Kategori Umum)
Industri telekomunikasi di
Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang
mewarnai kejayaan industri telekomunikasi, mulai dari keuntungan yang diperoleh
perusahaan maupun jumlah pelanggannya. Tidak mengherankan jika adu tarif pun
bertaburan guna menarik minat dari para pelanggan. Tren ini diperkirakan akan
terus mengalami peningkatan dengan meningkatnya kebutuhan jasa telekomunikasi
di Indonesia.
Kendati
membawa pengaruh yang positif, menjamurnya layanan telekomunikasi ikut
menyumbang pengaruh negatif. Dampak negatif yang bisa muncul ialah secara tidak
langsung masyarakat dididik untuk berperilaku konsumtif dan memaksa untuk
berperilaku boros. Hal itu tampak dari paket layanan murah yang ditawarkan
operator melalui pembatasan waktu yang justru mendidik masyarakat berperilaku
konsumtif dan boros. Pasalnya, kebanyakan dari konsumen hanya berupaya
menghabiskan gratisan yang diperoleh dari operator, kendati kebutuhan akan komunikasinya
telah tercukupi. Selain itu dengan murahnya tarif maka akan dapat mendorong
konsumen untuk menggunakan lebih dari satu nomor HP. Hal ini dikarenakan
konsumen berlomba-lomba mencari tarif yang paling murah saat digunakan dalam
berkomunikasi. Dengan maraknya penggunaan telepon genggam dalam kehidupan
sehari-hari mulai menggeser perilaku utama masyarakat. Dimana kebutuhan
komunikasi seakan menjadi kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan pokok
sehari-hari. Dampak tersebut merupakan contoh negatif kehidupan sosial. Maka,
maraknya persaingan dalam industri telekomunkasi tidak lantas berdampak postif
tetapi juga mengandung unsur negatif didalamnya.
Dengan munculnya persaingan dalam
industri telekomunikasi, maka jelas akan menurunkan tingkat harga komunikasi. Telekomunikasi mampu memberikan akses informasi dan
komunikasi yang sangat luas. Selain itu, berbagai pengetahuan dan informasi
dapat diperoleh untuk menunjang produktivitas masyarakat. Dengan demikian,
kemampuan akses masyarakat terhadap telekomunikasi berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dapat
disimpulkan bahwa penurunan tarif telekomunikasi mampu meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Dimana akses informasi dan komunikasi dapat diperoleh dengan
mudah dan murah. Namun, yang perlu
diperhatikan ialah mekanisme penentuan tarif telekomunikasi yang diterapkan operator
masih kurang mampu mendidik masyarakat secara sosial. Dimana akses pelayanan
telekomunikasi yang murah, namun juga banyak syarat dan ketentuan yang
menyertainya. Melalui program-program pemasaran yang memberikan berbagai
pilihan paket yang dapat dipilih sesuai selera pelanggan. Dengan proses ini
jelas operator mengajarkan konsumen untuk berlaku hidup boros. Karena penggunaan
telekomunikasi yang murah dibatasi dengan jam sehingga dengan atau tanpa
keperluannya masyarakat wajib menggunakan sarana tersebut sebelum melewati
batas waktu dan ketentuan yang berlaku.
Ironi
memang bahwa akses telekomunikasi di Indonesia, belum mampu mendidik masyarakat
secara sosial. Meskipun cara ini mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia melalui penguasaan teknologi dan informasi. Namun perlu disadari bahwa
penurunan tarif telekomunikasi tidak dapat dikatakan memberikan manfaat bagi
masyarakat secara penuh. Karena ada dampak negatif yang ditimbulkan olehnya.
Untuk itu, pemanfaatan atas fasilitas telekomunikasi harus disikapi secara
bijak oleh masyarakat, sebab ketidakmampuan dalam mengendalikan penggunaan
sarana tersebut dapat berdampak negatif bagi kehidupan sosial masyarakat itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar