Sabtu, 31 Agustus 2013

Tarif Telekomunikasi Murah belum tentu Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat



Tarif Telekomunikasi Murah belum tentu Kualitas Hidup Masyarakat Meningkat

Oleh: MHK
(Kategori Umum)
Industri telekomunikasi di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Banyak faktor yang mewarnai kejayaan industri telekomunikasi, mulai dari keuntungan yang diperoleh perusahaan maupun jumlah pelanggannya. Tidak mengherankan jika adu tarif pun bertaburan guna menarik minat dari para pelanggan. Tren ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dengan meningkatnya kebutuhan jasa telekomunikasi di Indonesia.
Kendati membawa pengaruh yang positif, menjamurnya layanan telekomunikasi ikut menyumbang pengaruh negatif. Dampak negatif yang bisa muncul ialah secara tidak langsung masyarakat dididik untuk berperilaku konsumtif dan memaksa untuk berperilaku boros. Hal itu tampak dari paket layanan murah yang ditawarkan operator melalui pembatasan waktu yang justru mendidik masyarakat berperilaku konsumtif dan boros. Pasalnya, kebanyakan dari konsumen hanya berupaya menghabiskan gratisan yang diperoleh dari operator, kendati kebutuhan akan komunikasinya telah tercukupi. Selain itu dengan murahnya tarif maka akan dapat mendorong konsumen untuk menggunakan lebih dari satu nomor HP. Hal ini dikarenakan konsumen berlomba-lomba mencari tarif yang paling murah saat digunakan dalam berkomunikasi. Dengan maraknya penggunaan telepon genggam dalam kehidupan sehari-hari mulai menggeser perilaku utama masyarakat. Dimana kebutuhan komunikasi seakan menjadi kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan pokok sehari-hari. Dampak tersebut merupakan contoh negatif kehidupan sosial. Maka, maraknya persaingan dalam industri telekomunkasi tidak lantas berdampak postif tetapi juga mengandung unsur negatif didalamnya.
Dengan munculnya persaingan dalam industri telekomunikasi, maka jelas akan menurunkan tingkat harga komunikasi. Telekomunikasi mampu memberikan akses informasi dan komunikasi yang sangat luas. Selain itu, berbagai pengetahuan dan informasi dapat diperoleh untuk menunjang produktivitas masyarakat. Dengan demikian, kemampuan akses masyarakat terhadap telekomunikasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa penurunan tarif telekomunikasi mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dimana akses informasi dan komunikasi dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Namun, yang perlu diperhatikan ialah mekanisme penentuan tarif telekomunikasi yang diterapkan operator masih kurang mampu mendidik masyarakat secara sosial. Dimana akses pelayanan telekomunikasi yang murah, namun juga banyak syarat dan ketentuan yang menyertainya. Melalui program-program pemasaran yang memberikan berbagai pilihan paket yang dapat dipilih sesuai selera pelanggan. Dengan proses ini jelas operator mengajarkan konsumen untuk berlaku hidup boros. Karena penggunaan telekomunikasi yang murah dibatasi dengan jam sehingga dengan atau tanpa keperluannya masyarakat wajib menggunakan sarana tersebut sebelum melewati batas waktu dan ketentuan yang berlaku.
Ironi memang bahwa akses telekomunikasi di Indonesia, belum mampu mendidik masyarakat secara sosial. Meskipun cara ini mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui penguasaan teknologi dan informasi. Namun perlu disadari bahwa penurunan tarif telekomunikasi tidak dapat dikatakan memberikan manfaat bagi masyarakat secara penuh. Karena ada dampak negatif yang ditimbulkan olehnya. Untuk itu, pemanfaatan atas fasilitas telekomunikasi harus disikapi secara bijak oleh masyarakat, sebab ketidakmampuan dalam mengendalikan penggunaan sarana tersebut dapat berdampak negatif bagi kehidupan sosial masyarakat itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar